Sumber: Waliyah Zainab Putri Pewaris Syeikh Siti Jenar
Oleh: Dr.M.Dhiyauddin Quswandi
Air Terjun Koddhuk-koddhuk: salah satu Wisata Alam di Pulau Bawean |
Seperti kita ketahui dari jalur sejarah dunia lalu lintas laut merupakan jalur interaksi antar bangsa yang terbukti membentuk jalur pakem kesejerahan. Lihat saja, misalnya bagaimana kemajuan besar bangsa eropa dicapai setelah mulai mengenal pelayaran internasional yang meahirkan para pelaut ulung seperti vasco dagama, tomy pires, colombus, dll. Demkian juga kerangka kesejarahan nusa jawa yang berbentuk lewat pola interaksi lalulintas laut, baik kapal-kapal perang mauoun kapal-kapal dagang, antar bangsa dan kawasan. Sehingga pelabuhan-pelabuhan besar, dalam konteks sejarah islam di Indinesia, selalu menjadi identitas abadi sepak terjang kesejarehan agama ini.
Dalam sejarah islam dinusantara Indonesia selamanya menunjukkan, bahwa kota-kota pelabuhanlah merupakan daerah-daerah yang paling dulu kedatangan dan menerima islam. Inagat saja tentang sejarah Pase, Malaka, Gresik, Tuban, Ternate, Ambon, Banjarmasin, Cerebon, Banten, dan lain-lain.
Lalu lintas laut ssejak zaman dahulu kala merupakan rute pelayaran yang berperan penting bagi terbentuknya pekam sejarah nusantara yang oleh Aminuddin Kasdi disebut “jalan perdaganngan” yang menghubungkan Indonesia degan Negara-negara lain seperti China, Campa, India, Arab,dan sebagainya.
Sejarah peradaban dan Islam di bawean tentu saja tidak terlepas dari factor lalulintas laut ini. Sebab bagainapun pulau Bawean tidakmungkin mengelak dari fakta bahwa jalur laut di masa-masa lampau merupakan satu-satunya jalur transprtasi yang menghubungkan bangsa satu sama yang lain. Dari sinilah sejarah begulir.
0 komentar:
Posting Komentar